Halaman

Senin, 19 Maret 2012

bioteknologi konvensional, Cara menanam Hidroponik


HIDROPONIK merupakan metode bercocok tanam tanpa tanah. Bukan hanya dengan air sebagai media pertumbuhannya, seperti makna leksikal dari kata hidro yang berarti air, tapi juga dapat menggunakan media-media tanam selain tanah seperti kerikil, pasir, sabut kelapa, zat silikat, pecahan batu karang atau batu bata, potongan kayu, dan busa. 
Keunggulan :
1. kepadatan tanaman per satuan luas dapat dilipatgandakan sehingga menghemat penggunaan lahan
2. mutu produk (bentuk, ukuran, rasa, warna, kebersihan/higiene) dapat dijamin karena kebutuhan nutrient tanaman dipasok secara terkendali di dalam rumah kaca
3. tidak tergantung musim/waktu tanam dan panen dapat diatur sesuai dengan kebutuhan pasar. 



Budidaya sistem hidroponik kini tengah populer, total arealnya mencapai puluhan ribu hektare. Di Amerika, setiap tahunnya puluhan ton sayuran, buah-buahan dan bunga potong dihasilkan, dengan keuntungan milyaran dolar. Tidak mau kalah, Jepang tengah membuat sistem pertanian hidroponik di dalam ruang bawah tanah sebuah gedung berlantai 27 di Otemachi, Tokyo.
Hidroponik dikenal setelah Woodward (1699) menggunakan hidroponik untuk penelitian pertumbuhan tanaman. De Saussure (1804) secara signifikan dikatakan sebagai cikal
penelitian hidroponik yang menggunakan larutan nutrisi sebagai komposisi awal dengan berbagai macam komponen mineral dalam air yang telah disedtilasi. Menurut hikayat Taman Gantung Babylonia terdapat tanaman hidroponik.
Trend hidroponik juga melanda Indonesia, tetapi perkembangannya masih belum menggembirakan. Beberapa pengusaha hidroponik Indonesia yang berhasil mengekspor hasil kebunnya. Untuk mengusahakan buah-buahan dan sayuran berkualitas, sebagian pengusaha mengadopsi teknologi dari Israel dan Belanda. Seperti pengusaha strawberi di Cipanas, Cianjur, mereka juga membangun sejumlah green house berkonstruksi besi. Untuk distribusi air dan nutrisi, peralatan irigasi memegang peranan penting, tak segan-segan para pengusaha ini pun mengimportnya dari Belanda.

Perlu diingat, bisnis hidroponik membutuhkan teknologi terbaru, investasi tinggi, dan keahlian khusus. Mungkin keterbatasa modal ini yang menghambat perkembangan perkebunan tanpa tanah ini untuk berkembang di tanah air. Bagaimana dengan pasar? Permintaan baik dari dalam maupun luar negeri terus meningkat disaat pasokan serba terbatas dan kurang kontinu. Di sisi lain, sumber daya manusia dan modal yang tidak sedikit tetap menjadi hambatan..

Proses pengontrolan dalam hidroponik merupakan proses yang dilakukan secara kontinyu, dalam jangka waktu yang panjang dan memerlukan akurasi pengontrolan yang tinggi. Pengontrolan yang dilakukan umu dilakukan adalah penjadwalan penyiraman, konsentrasi nutrisi, EC, pH, suhu, dan juga faktor ekternal lingkungan dalam greenhouse, seperti suhu dan kelembaban.

Berikut ini, langkah-langkah dan cara-cara pembudidayaan hidroponik.

1. Persiapan Persemaian
Membuat kotak semai
Kotak semai dibuat untuk menyemai tanaman / bibit tanman yang akan di hidroponik. Pembuatan kotak semai tidak telalu sulit dan juga tidak memerlukan alat dan bahan yang susah dicari. Kotak semai dapat dibuat dari papan berukuran panjang      100 cm., lebar 15 cm dan tinggi 5 cm.
Setelah menyiapkan kotak semai kita akan membuat tungku pembakar. Tungku pemakar ini berfungsi untuk membuat sekam akan digunakan untuk media hidroponik. Tungku pembakar dapat dibuat dari kaleng roti yang sisinya dilubangi agar nyala api bisa keluar.
Setelah tungku dibuat, kita akan membuat arang sekam yaitu media hidroponik yang sekam sebagai bahannya dapat diperoleh dari penggilingan padi. Langkah membuatnya :
  1. Bahan bakar (kertas,kayu) diisikan dalam tungku pembakar.
  2. Kemudian tungku pembakar ditimbun dengan sekam hingga yang tersisa pipa yang ada di atas tungku.
  3. Bahan bakar dinyalakan.
  4. Sekan akan ikut terbakar kemudian sekam dibalik agar tidak menjadi abu dan sekam rata menajdi arang.
  5. Setelah merata sekam yang telah menjadi arang disemprot dengan air.
  6. Setelah dingin sekam siap digunakan.
Selain sekam media hidroponik juga diperlukan pasir steril, yaitu pasir yang telah dicuci dalam suatu wadah,ditiriskan kemudian dijemur sampai kering.


2. Persemaian
a. Menyiapkan Benih
Benih yang akan ditanam secara hidroponik misalnya tomat dan cabai. Dipilih benih yang bermutu tinggi. Agar hasil yang didapat maksimal dan pertumbuhannya tidak terhambat. Benih dapat ditemukan di toko pertanian. Kemudian benih yang telah dipilih dimasukkan dalam pestisida (larutan) agar terhindar dari gangguan jamur yang menyebabkan benih tidak tumbuh, larutan dnegan konsentrasi 0,02% (2cc/liter) selama 15 menit.
b. Menyemai
Kotak semai diisi dengan media arang sekam & pasir kemudian dibuat lubang benih sedalam     0,5 cm dengan jarak    4 cm.
c. Perawatan
Agar pertumbuhan bibit selama persemaian sempurna, kita harus merawatnya dengan baik, seperti :
  1. penyiraman bibit agar tidak kering
  2. pembersihan dai rumput.
Penyiraman ini dilakukan sampai bibit berumur 15 hari.
d. Pemindahan Bibit
Bibit yang berumur 15 hari sudah dapat dipindahkan kedalam pot kecil. Bibit yang baik memiliki ciri-ciri : warna daun hijau,bentuk batang lurus dan kekar,bibit tidak diserang hama/penyakit. Bibit yang dipilih dipindahkan kedalam pot satu pot satu bibit. Pot bisa menggunakan gelas air mineral. Bibit yang telah dipindah dirawat sampai berumur 30 hari.

3. Penanaman
Penanaman dapat menggunakan polybag. Yaitu yang digunakan untuk penanaman yang terbuat dari bahan plastik. Polybag yang digunakna berukuran 30 x 35 cm kemudian di isi arang sekam dan pasir sebanyak ¾ bagian kemudian pot kecil dari gelas air mineral di buka. Usahakan agar media tanam ikut dimasukkan kedalam polybag.
Setelah dipindah, kita akan segera membuat larutan nutrisi,karena budidaya hidroponik menggunakan bahan makanan beupa larutan nutrisi. Larutan diperlukan tanaman secara kontinu. Oleh karena itu, larutan nutrisi dibuat dalam jumlah cukup,sebagian diperlukan tanaman/dibeikan,sebagian merupakan stock (persediaan).
Macam-macam larutan nutrisi menurut pengelompokkan pembeian pada tanaman adalah :
-    stock  A                       – Ca (NO3).4H2O (Kalsium Nitrat)
- HNO3 (Asam Nitrat)
- FeSO4 (Ferrum Sulfat)
-    Stock B                        – H3PO3 (Asam Phospat)
- KNO3 (Kalium Nitrat)
- KH2PO4 (Kalium Hidrogrn Phospat)
- MgSO4 (Magnesium Sulfat)
- H3BO3 (Asam Borat)
- (NH4)6Mo7O4 (Amonium Molibdat)
- ZnSO4 (Seng Sulfat)
- CuSO4 (Kupri Sulfat)
- K2SO4 (Kalium Sulfat)
-    Stock C                       – CO (NH3) (Urea)
4. Perawatan
1. Pemberian Nutrisi
Nutrisi diberikan dengan interval 3 kali sehari yaitu pagi hari, dari pukul 06.00 – 08.00, siang hari pukul 12.00 – 13.00 dan sore hari pukul 15.00 – 16.00 sebanyak 1 liter tiap tanaman.
2. Pengajiran
Pengajiran bertujuan untuk tanaman agar tumbuh tegak keatas dan memperoleh sinar matahari secara optimal.
Cara pengajiran :
-         Mingikat batang tanaman (dibawah daun pertama)
-         Melilitkan tali kasur pada batang tanaman.
3. Pemangkasan tanaman
Pemangkasan yaitu memotong bagian tanaman yang terganggu oleh hama dan penyakit, dilakukan setiap 2 kali sehari.
4. Pengendalian hama dan penyakit
Agar tanaman tidak terserang penyakit & merusak tanaman, ada baiknya kita menghindarkan tanaman dari hama dan penyakit. Jika kita memantau tanaman setiap hari, kita akan segera tahu tanaman yang tekena hama & penyakit. Dan kita segera bertindak dengan cara membuang bagian yang terserang hama & penyakit. Jika sudah tidak memungkinkan, maka dapat dilakukan dengan cara penyemprotan.
5. Panen
Panen harus disesuaikan dengan tujuan penggunaan hasil panen. Sebagai contoh tomat yang akan digunakan untuk sayur biasanya dipanen pada waktu masih muda, sedangka tomat yang dikomsumsi untuk buah dipanen pada saat tomat sudah masak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar